Sabtu, 15 Agustus 2020

Bab 2 Teks Cerita Fantasi

Mengidentifikasi Unsur Cerita Fantasi

Rangkaian peristiwa dalam cerita atau disebut alur digerakkan dengan hukum sebab-akibat. Cerita berkembang dari tahap pengenalan (apa, siapa, dan di mana kejadian terjadi), timbulnya pertentangan, dan penyelesaian/akhir cerita.

Cerita fantasi adalah cerita fiksi “dunia imajinatif yang diciptakan penulis”, pada cerita fantasi hal yang tidak mungkin dapat dijadikan mungkin. Tokoh dan latar diciptakan penulis tidak ada di dunia nyata atau modifikasi dari dunia nyata, tema fantasi ialah mejic, supernatural atau futuristik.

 Ciri-Ciri Cerita Fantasi

Berikut ini terdapat beberapa ciri-ciri cerita fantasi, terdiri dari:

1.   Memiliki ide cerita yang tidak dibatasi oleh realita atau kenyataan dunia (bersifat fiksi).

2. Didalam cerita terdapat keanehan seperti sihir, makhluk ajaib, maupun sesuatu yang misterius.

3.   Penggunaan latar dapat menembus ruang dan waktu.

4. Tokoh yang memiliki keunikan tersendiri seperti memiliki kekuatan super untuk menyelamatkan dunia.

5. Karena cerita fantasi menggunakan khayalan maka cerita ini termasuk dalam kategori contoh cerita fiksi.

 Struktur Teks Cerita Fantasi

Pada umumnya struktur teks fantasi hampir sama dengan struktur teks narasi yaitu terdiri dari orientasi, konflik, resolusi dan ending. 

Adapun penjelasan dari masing masing struktur teks fantasi adalah sebagai berikut:

a. Orientasi : Pengenalan atau orientasi merupakan sebuah bagian dimana pengarang memberikan pengenalan tentang penokohan, tema, dan sedikit alur cerita kepada pembacanya.

b. Konflik : Konflik sendiri merupakan bagian dimana terjadi permasalahan dimulai dari awal permasalahan hingga menuju ke puncak permasalahan. 

c. Resolusi : Resolusi merupakan penyelesaian dari permasalahan atau konflik yang tejadi. Resolusi sendiri merupakan bagian penentu yang akan mengarah pada ending.

d. Ending : Ending merupakan penutup cerita fantasi. Ending sendiri dapat dibedakan menjadi dua yakni happy ending dimana tokoh utama menang dan hidup bahagia. Dan yang lain adalah sad ending dimana tokoh utama tewas setelah mencapai tujuan dan sebagainya.

·         Menceritakan Kembali Isi Cerita Fantasi yang Dibaca/Didengar

Dalam rangka menceritakan kembali isi cerita fantasi dapat dilakukan dengan menjawab beberapa pertanyaan seperti:

a. Urutkan kejadian yang dialami tokoh pada cerita fantasi.

b. Siapa tokoh dan bagaimana watak tokoh yang ada pada cerita?

c. Pesan apa yang akan disampaikan pengarang melalui ceritanya?

d. Kejadian mana yang mungkin terjadi di dunia nyata dan mana yang tidak mungkin terjadi dalam dunia nyata?

 Menelaah Struktur dan Bahasa Cerita Fantasi

Struktur Cerita Fantasi dapat ditelaah melalui tiga kegiatan yaitu;

1.      Orientasi, pengenalan tokoh, latar, watak tokoh, dan konflik.

2.      Komplikasi, berisi hubungan sebab akibat sehingga muncul masalah hingga masalah itu memuncak.

3.      Resolusi, berisi penyelesaian masalah dari konflik yang terjadi.

Sedangkan ciri kebahasaan pada Cerita Fantasi antara lain:

a. Penggunaan kata ganti dan nama orang sebagai sudut pandang penceritaan (aku, mereka, dia, Erza, Doni)

b. Penggunaan kata yang mencerap pancaindra untuk deskripsi latar (tempat, waktu, suasana) 

c. Menggunakan pilihan kata dengan makna kias dan makna khusus.

d. Kata sambung penanda urutan waktu.

e. Penggunaan kata/ungkapan keterkejutan berfungsi untuk menggerakkan cerita (memulai masalah)

f . Penggunaan dialog/ kalimat langsung dalam cerita.

·         Menyajikan Cerita Fantasi

Hal-hal yang harus diperhatikan apabila akan menyajikan cerita fantasi:

1.      Merencanakan cerita.

2.      Penggalian ide cerita fantasi dari membaca.

3.      Membuat rangkaian peristiwa.

4.      Mengembangkan cerita fantasi.

    Pengertian lain tentang Teks cerita fantasi adalah bahan tertulis yang berbentuk karangan atau tulisan untuk menuturkan, menggambarkan, atau membayangkan berbagai perbuaan, pengalaman, dan kejadian berupa angan-angan, khayalan, imajinasi, atau rekaan belaka. Dengan kata lain, hal-hal yang digambarkan dalam teks fantasi adalah hal-hal yang tidak nyata atau fiksi.

·         Unsur-unsur Cerita Fantasi

Ada keajaiban, keanehan, dan kemisteriusan

Cerita mengungkapkan hal-hal supranatural, kemisteriusan, dan keghaiban yang tidak ditemui dalam dunia nyata. Cerita fantasi adalah cerita fiksi berjenis fantasi (dunia imajinatif yang diciptakan penulis). Pada cerita fantasi hal yang tidak mungkin dijadikan biasa. Tokoh dan latar yang diciptakan penulis tidak ada di dunia nyata atau modifikasi dunia nyata.

Ide cerita

Ide cerita terbuka terhadap daya hayal penulis, tidak dibatasi oleh realitas atau kehidupan nyata. Ide juga berupa irisan dunia nyata dan dunia khayal yang diciptakan pengarang. Ide cerita terkadang bersifat sederhana tapi mampu menitipkan pesan yang menarik. Tema cerita fantasi adalah gaib, supernatural atau futuristik.

Menggunakan berbagai latar (lintas ruang dan waktu)

Peristiwa yang dialami tokoh terjadi pada dua latar yaitu latar yang masih ada dalam kehidupan sehari-hari dan latar yang tidak tidak ada pada kehidupan sehari-hari. Alur dan latar cerita fantasi memiliki kekhasan. Rangkaian peristiwa cerita fantasi menggunakan berbagai latar yang menerobos dimensi ruang dan waktu. Jalinan peristiwa pada cerita fantasi berpindah-pindah dari berbagai latar yang melintasi ruang dan waktu.

Tokoh unik (memiliki kesaktian)

Tokoh dalam cerita fantasi bisa diberi watak dan ciri yang unik yang tidak ada dalam kehidupan sehari-hari. Tokoh memiliki kesaktian-kesaktian tertentu.

Tokoh mengalami peristiwa misterius yang tidak terjadi pada kehidupan sehari-hari . Tokoh mengalami kejadian dalam berbagai latar waktu. Tokoh dapat ada pada waktu dan tempat yang berbeda zaman (bisa waktu lampau atau waktu yang akan datang atau futuristik).

Bersifat fiksi

Cerita fantasi bersifat fiktif (bukan kejadian nyata). Cerita fantasi bisa diilhami oleh latar nyata atau objek nyata dalam kehidupan tetapi diberi fantasi.

Bahasa

Penggunaan sinonim dengan emosi yang kuat dan variasi kata cukup menonjol. Bahasa yang digunakan variatif, ekspresif, dan menggunakan ragam percakapan (bukan bahasa formal).

 

 

x

Label: